PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
Oleh Zainudin Ali Arsyad
41032121141069
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
BANDUNG 2017
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Strategi belajar mengajar merupakan cara-cara yang dipilih untuk
menyampaikan materi pelajaran tertentu, yang meliputi sifat, lingkup dan urutan
kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa (Gerlach dan
Ely). Sedangkan menurut Dick dan Carey berpendapat bahwa strategi belajar
mengajar tidak hanya terbatas prosedur kegiatan, melainkan juga termasuk di
dalamnya materi atau paket pengajarannya. Strategi belajar mengajar terdiri
atas semua komponen meteri pengajaran dan prosedur yang akan digunakan untuk
membantu siswa mencapai tujuan pengajaran tertentu. Gropper mengatakan bahwa
strategi belajar mengajar merupakan pemiliha jenis latihan tertentu yang cocok
dengan tujuan yang akan dicapai. Gropper juga mengatakan bahwa perlu adanya
kaitan antara strategi belajar mengajar dengan tujuan pengajaran, agar
diperoleh langkah-langkah kegiatan belajar-mengajar yang efektif dan efisien.
Ia mengatakan bahwa strategi belajar mengajar ialah suatu rencana untuk
pencapaian tujuan belajar mengajar. Strategi belajar mengajar terdiri dari
metode dan teknik.
Metode menurut Winarno Surakhmad adalah cara yang di dalam
fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Hal ini berlaku baik bagi
guru (metode mengajar) maupun bagi siswa (metode belajar). Makin baik metode
yang dipakai, makin efektif pula pencapaian tujuan. Pada pembahasan kali ini
akan menjelaskan mengenai metode inquiry
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Inquiry
Metode inquiry menurut Roestiyah (2001:75) merupakan suatu teknik
atau cara yang dipergunakan guru untuk mengajar di depan kelas, dimana guru
membagi tugas meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok,
dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan,
kemudian mereka mempelajari, meneliti, atau membahas tugasnya di dalam
kelompok. Setelah hasil kerja mereka di dalam kelompok didiskusikan, kemudian
dibuat laporan yang tersusun dengan baik. Akhirnya hasil laporan dilaporkan ke
sidang pleno, dan terjadilah diskusi secara luas. Dari sidang pleno kesimpulan
akan dirumuskan sebagai kelanjutan hasil kerja kelompok. Dan kesimpulan yang
terakhir bila masih ada tindak lanjut yang harus dilaksanakan, hal itu perlu
diperhatikan.
Metode inquiry adalah metode yang mampu menggiring peserta didik
untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar. Inquiry menempatkan
peserta didik sebagai subyek belajar yang aktif (Mulyasa , 2003:234).
Kendatipun metode ini berpusat pada kegiatan peserta didik, namun
guru tetap memegang peranan penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar.
Guru berkewajiban menggiring peserta didik untuk melakukan kegiatan. Kadang
kala guru perlu memberikan penjelasan, melontarkan pertanyaan, memberikan
komentar, dan saran kepada peserta didik. Guru berkewajiban memberikan
kemudahan belajar melalui penciptaan iklim yang kondusif, dengan menggunakan
fasilitas media dan materi pembelajaran yang bervariasi.
Metode inquiry yang mensyaratkan keterlibatan aktif siswa terbukti
dapat meningkatkan prestasi belajar dan sikap anak terhadap Matematika dan
Sains (Haury dalam Sutrisno: 2008). Dalam makalahnya Haury menyatakan bahwa
metode inquiry membantu perkembangan antara lain scientific literacy dan
pemahaman proses-proses ilmiah, pengetahuanvocabulary dan pemahaman konsep,
berpikir kritis, dan bersikap positif. Dapat disebutkan bahwa metodeinquiry
tidak saja meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep dalam matematika
saja, melainkan juga membentuk sikap keilmiahan dalam diri siswa.
Walaupun dalam praktiknya aplikasi metode pembelajaran inquiry
sangat beragam, tergantung pada situasi dan kondisi sekolah, namun dapat
disebutkan bahwa pembelajaran dengan metode inquiry (Garton dalam Sutrisno:
2008) memiliki 5 komponen yang umum yaitu
Question, Student
Engangement, Cooperative Interaction, Performance Evaluation, dan Variety of Resources.
1.
Question
Pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah pertanyaan pembuka yang
memancing rasa ingin tahu siswa dan atau kekaguman siswa akan suatu fenomena.
Untuk memudahkan proses ini, guru menanayakan kepada siswa mengenai hipotesis
yang memungkinkan. Dari semua gagasan yang ada, dipilih salah satu hipotesis
yang relevan dengan permasalahan yang diberi. Siswa diberi kesempatan untuk
bertanya, yang dimaksudkan sebagai pengarah ke pertanyaan inti yang akan
dipecahkan oleh siswa. Selanjutnya, guru menyampaikan pertanyaan inti atau
masalah inti yang harus dipecahkan oleh siswa. Untuk menjawab pertanyaan ini –
sesuai denganTaxonomy Bloom – siswa dituntut untuk melakukan beberapa langkah
seperti evaluasi,sintesis, dan analisis. Jawaban dari pertanyaan inti tidak
dapat ditemukan misalnya di dalam buku teks, melainkan harus dibuat atau dikonstruksi.
2.
Student
Engangement
Dalam metode inquiry, keterlibatan aktif siswa merupakan suatu
keharusan sedangkan peran guru adalah sebagai fasilitator. Siswa bukan secara
pasif menuliskan jawaban pertanyaan pada kolom isian atau menjawab soal-soal
pada akhir bab sebuah buku, melainkan dituntut terlibat dalam menciptakan
sebuah produk yang menunjukkan pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari
atau dalam melakukan sebuah investigasi.
3.
Cooperative
Interaction
Siswa diminta untuk berkomunikasi, bekerja berpasangan atau dalam
kelompok, dan mendiskusikan berbagai gagasan. Dalam hal ini, siswa bukan sedang
berkompetisi. Jawaban dari permasalahan yang diajukan guru dapat muncul dalam
berbagai bentuk, dan mungkin saja semua jawaban benar.
4.
Performance
Evaluation.
Dalam menjawab permasalahan, biasanya siswa diminta untuk membuat
sebuah produk yang dapat menggambarkan pengetahuannya mengenai permasalahan
yang sedang dipecahkan. Bentuk produk ini dapat berupa slide presentasi,
grafik, poster, karangan, dan lain-lain.
5.
Variety of
Resources
Siswa dapat menggunakan bermacam-macam sumber belajar, misalnya
buku teks, website, televisi, video, poster, wawancara dengan ahli, dan lain
sebagainya.
Metode inquiry salah satu strategi pembelajaran yang memungkinkan
para peserta didik mendapatkan jawabannya sendiri. Metode pembelajaran ini
dalam penyampaian bahan pelajarannya tak dalam bentuk final dan tak langsung.
Artinya, dalam metode inquiry peserta didik sendiri diberi peluang untuk
mencari, meneliti dan memecahkan jawaban, menggunakan teknik pemecahan masalah.
Pendekatan dan strategi pembelajaran saat ini diharapkan lebih
menekankan agar siswa dipandang sebagai subjek belajar. Konsep ini bertujuan
hasil pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung
alamiah, siswa ‘bekerja’ dan mengalami, bukan berupa transfer pengetahuan dari
guru ke siswa. Pendidikan tak lagi berpusat pada lembaga atau pengajar yang
hanya mencetak lulusan kurang berkualitas, tapi berpusat pada peserta didik.
Pendekatan inquiry adalah pendekatan mengajar di mana siswa
merumuskan masalah, mendesain eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data
sampai mengambil keputusan sendiri.
Pendekatan inquiry harus memenuhi empat kriteria ialah kejelasan,
kesesuaian, ketepatan dan kerumitannya. Setelah guru mengundang siswa untuk
mengajukan masalah yang erat hubungannya dengan pokok bahasan yang akan
diajarkan, siswa akan terlibat dalam kegiatan inquiry dengan melalui 6
langkah-langkah, yaitu:
1.
Orientasi
Pada langkah orientasi terdiri dari penyajian masalah, penjabaran
tujuan pembelajaran, dan sebagainya untuk pengantar dalam materi. Guru
memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memancing siswa untuk mengumpulkan
informasi. Keterlibatan siswa pada tahap ini yaitu: (1) memberi respon positif
terhadap masalah yang dikemukakan, (2) mengungkapkan ide awal.
2.
Perumusan
masalah
Siswa mulai merumuskan permasalahan yang diberikan guru. Guru
memberikan pertanyaan pengarah sehingga siswa mampu mengidentifikasi dan
merumuskan hipotesis.Keterlibatan siswa pada tahap ini yaitu (1) melakukan
pengamatan terhadap masalah yang diberikan, (2) merumuskan masalah, (3)
mengidentifikasi masalah.
3.
Perumusan
hipotesis
Langkah selanjutnya adalah merumuskan hipotesis atau jawaban
sementara dari permasalahan yang telah dirumuskan untuk selanjutnya merancang
beberapa eksperimen dan mengumpulkan data untuk melakukan pengujian hipotesis.
4.
Pengumpulan
data
Siswa mengumpulkan data terkait dengan permasalahan yang diberikan
guru dan juga untuk menguji kebenaran hipotesis. Dalam tahap ini siswa dituntut
untuk berpikir kritis dan analitis dalam mengumpulkan data-data mengenai
permasalahan.
5.
Pengujian
hipotesis
Setelah merumuskan hipotesis dan mengumpulkan data, Guru mengajak
siswa untuk melakukan analisis dan diskusi terhadap hasil data yang diperoleh
dengan hipotesis yang dirumuskan sehingga siswa mendapatkan konsep dan teori
yang benar sesuai konsepsi ilmiah. Keterlibatan siswa dalam tahap ini adalah
(1) melakukan diskusi, (2) membandingkan rumusan hipotesis dengan hasil data,
dan (3) menyimpulkan hasil pengumpulan data.
6.
Penarikan
kesimpulan
Setelah siswa berdiskusi mengenai jawaban atau konsep dari
permasalahan, penarikan kesimpulan bersama-sama dilakukan dengan guru mengenai
kebenaran konsep permasalahan secara ilmiah.
BAB III.
PEMBAHASAN
3.1 Penerapan Metode Inquiry dalam Pembelajaran Teks Eksposisi di
SMA Kelas X
Pada pembahasan ini pemakalah membatasi pembelajaran teks eksposisi
dengan menggunakan KD 3.1 dan KD. 4.1 KD tersebut memiliki indikator sebagai
berikut:
(1) Menemukan struktur isi
teks ekposisi,
(2) Menemukan ciri bahasa teks eksposisi,
(3) Menjelaskan istilah yang terdapat dalam teks eksposisi,
(4) Menjawab pertanyaan terkait dengan isi teks eksposisi.
3.1.1 Penerapan Metode Inquiry KD 3.1
Memahami struktur dan kaidah teks eksposisi baik melalui lisan
maupun tulisan.
1.
Orientasi
Pada tahap awal pembelajaran, guru menyampaikan KD dan Indikator
secara runtut, agar siswa mengerti materi yang akan diajarkan. Kemudian, guru
memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk memancing siswa terkait materi yang
diajarkan pertemuan sebelumnya yang memiliki hubungan dengan materi. Pada tahap
ini guru mengamati respon (tanggapan) siswa terhadap materi eksposisi.
2.
Perumusan
masalah
Pada tahap ini guru memberikan contoh teks eksposisi, setelah itu
guru mengupayakan adanya interaksi dengan siswa terkait dengan jenis eksposisi
yang dicontohkan, lalu guru memberikan penjelasan mengenai adanya beberapa
jenis teks eksposisi. Setelah siswa paham, siswa mengamati salah satu contoh
teks eksposisi.
Setelah mengamati salah satu contoh teks eksposisi, siswa
merumuskan apa yang dimaksud dengan struktur isi teks eksposisi. Strukur isi
teks eksposisi pada tahap ini merupakan masalah yang dirumuskan dan
diidentifikasi bersama.
3.
Perumusan
hipotesis
Langkah selanjutnya adalah siswa menemukan jawaban sementara
mengenai pengertian teks eksposisi beserta struktur isi eksposisi. Jawaban
tersebut termasuk hipotesis atau jawaban sementara. Selanjutnya, guru merancang
beberapa eksperimen dengan mengumpulkan data untuk melakukan pengujian
hipotesis dengan pembentukan kelompok diskusi.
4.
Pengumpulan
data
Siswa yang telah digabung ke dalam beberapa kelompok di kelas
melakukan pencarian dan penemuan atas data-data mengenai permasalahan teks
eksposisi, struktur isi teks eksposisi, dan ciri kebahasaannya. Pada tahap ini
siswa dituntut untuk mampu berpikir kritis dan analisis.
5.
Pengujian
hipotesis
Pada tahap ini perwakilan siswa dari masing-masing kelompok yang
telah dibentuk guru mengeksplorasi temuan data yang telah diperolehnya,
meliputi pengertian teks eksposisi, struktur bahasa teks eksposisi, dan ciri
bahasa teks eksposisi.
Selanjutnya, siswa
mendiskusikan dari perwakilan kelompok yang telah mengemukakan konsep dan
teorinya. Lalu, membandingkan dengan rumusan hipotesis awal. Setelah itu, siswa
menyimpulkan hasil temuan terkait dengan struktur isi eksposisi (tesis
argumentasi, penegasan pendapat ulang pendapat) dan ciri bahasanya.
6.
Penarikan Simpulan
Setelah siswa berdiskusi mengenai jawaban atau konsep dari
permasalahan, penarikan kesimpulan bersama-sama dilakukan dengan guru mengenai
kebenaran konsep permasalahan secara ilmiah.
Pada tahap ini siswa bersama guru menyimpulkan konsep dari
permasalahan. Selain itu, siswa memberikan refleksi atas kegiatan yang sudah
dilakukan. Kemudian, siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru terkait
rencana tindak lanjut.
3.1.2 Penerapan Metode Inquiry KD 4.1
Menginterpretasi makna teks eksposisi baik secara lisan maupun
tulisan\
1.
Orientasi
Pada langkah orientasi siswa menerima informasi mengenai
kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memancing siswa
dalam mengumpulkan informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Keterlibatan siswa pada tahap ini bisa
dilihat dari respon positif yang dikemukakan juga pengungkapan akan ide awal.
2.
Perumusan
masalah
Siswa disuruh membaca contoh teks eksposisi yang disediakan guru,
kemudian siswa lainnya mulai menjelaskan makna dan istilah teks eksposisi atas
contoh teks eksposisi tersebut. Berdasar contoh teks eksposisi yang telah
dibacakan siswa telah terlibat aktif dengan melakukan pengamatan, kemudian
perumusan masalah, dan identifikasi masalah yang ada.
3.
Perumusan
hipotesis
Langkah selanjutnya adalah merumuskan hipotesis atau jawaban
sementara dari permasalahan yang telah dirumuskan untuk selanjutnya merancang
beberapa eksperimen dan mengumpulkan data untuk melakukan pengujian hipotesis.
Setelah semua data terkumpul dan siswa telah merumuskan hipotesis,
maka selanjutnya guru memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan data dan
hipotesis teks eksposisi yang siswa rumuskan.
4.
Pengumpulan
data
Siswa mengumpulkan data terkait dengan permasalahan yang diberikan
guru mengenai makna kata, istilah, isi teks eksposisi. Pada tahap ini siswa
dituntut untuk berpikir kritis dan analitis dalam mengumpulkan data-data.
Peserta didik mendiskusikan dan menyimpulkan makna kata, istilah, dan isi teks
eksposisi.
5.
Pengujian
hipotesis
Setelah merumuskan hipotesis dan mengumpulkan data, guru mengajak
siswa untuk mempresentasikan mengenai makna kata, istilah, dan isi teks
eksposisi yang telah ditemukan. Pada tahap ini siswa melakukan diskusi,
membandingkan rumusan hipotes yang diperoleh dari data masing-masing, kemudian
menyimpulkan hasil data yang telah dikemukakan siswa lainnya.
6.
Penarikan
kesimpulan
Setelah siswa berdiskusi mengenai jawaban atau konsep dari
permasalahan, penarikan kesimpulan bersama-sama dilakukan dengan guru mengenai
kebenaran konsep permasalahan secara ilmiah.
Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran akan materi yang telah
dipelajari, kemudian melakukan tindakan refleksi, serta guru mengungkapkan
kebenaran konsep permasalahan pelajaran dan rencana tindak lanjut pembelajaran.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Implementasi metode
inqiury dalam proposal ini sesuai dengan pendekatan saintifek yang digunakan
pada kurikulum 2013. Hal ini dikarenakan pada tahap-tahap metode inquiry
meliputi orientasi, perumusan masalah, perumusan hipotesis, pengumpulan data,
pengujian hipotesis, dan penarikan kesimpulan sesuai dengan kegiatan
pembelajaran pada kurikulum 2013 yang memuat berbagai kegiatan meliputi:
mengamati, menanya, mengeskplor, mencoba, dan mengomunikasikan.
Contoh penggunaan
metode inquiry pada proposal ini meliputi materi teks eksposisi yang dibatasi
pada KD 3.1 Memahami struktur dan kaidah teks eksposisi baik melalui lisan
maupun tulisan dan KD 4.1 Menginterpretasi makna teks eksposisi baik secara
lisan maupun tulisan.
Daftar
Pustaka
http://www.longlifeducation.com/2012/10/langkah-langkah-metode-inkuiri.html
http://www.infoduniapendidikan.com/2015/01/pengertian-dan-langkah-model-pembelajaran-inkuiri.html
http://dclicquer.blogspot.co.id/2012/03/metode-inquiry.html
https://refi07.wordpress.com/pendekatan-inquiry-dan-discovery/
http://www.kajianpustaka.com/2013/07/metode-inkuiri.html
http://smantostop.blogspot.co.id/2012/07/model-pembelajaran-inquiry-dan-langkah.html
0 Response to "Penerapan Metode Inquary terhadap Pembelajaran Teks Eksposisi untuk Siswa Kelas X SMK 6 Bandung"
Post a Comment