.googlezet{margin:15px auto;text-align:center}

Album Lama ||Puisi

-- --
Puisi tentang album lama
Tentang album lama,
Tersirat sebaris kisah tentang sosok gadis desa berambut pirang,

Ia sederhana, bodoh nan tangguh
Tatapannya tajam penuh makna
Wajahnya polos penuh seri
Hatinya bersih penuh lembut
Iya, semua itu tentang gadis pirang

Suatu sore dipantai sebanjar
Sore yang cerah,
Kami berbagi cerita asmara dan berjanji setia hingga matahari berhenti berputar.
Sungguh. Begitu indah bagai lautan lepas adalah hamparan bait-bait puisi nan indah,
Derik-derik gelombang bagai lantunan sajak tentang cinta nan indah.
Sungguh. Laut pun menjadi saksi bisu.

Tentangmu "gadis pirang"
Engkaulah simbol dermaga yang pertama ku berlabu,
Kau menerimaku tanpa pandang bentuk,
Kau memberiku tempat berteduh layaknya ranjang pengantin baru.
Lalu, aku lupa puIang
Namun, semua itu sekejap sirna dikekang waktu.

Hingga suatu hari,
Dermaga itu hancur berkeping-keping diterpa badai yang maha dahsyat,
"Laut dengan kekuatannya membuat gelombang-gelombang besar"
"Matahari dengan khianatnya memberi mendung ditengah cerah"
"Angin dengan lagaknya memberi kekuatan-kekuatan gaib"
Sejenak, suasana sekejap senyap
Sekejap itu pula air mata tak terbendung mengiringi nada hati yang tak terdengar.

Itulah cerita tua dengan status "tak terlupakan"
Cerita itu unik nan "penuh rasa"

Cerita selanjutnya,
Ditengah samudera yang gelap pekat,
Semua cerita seraya ingin kembali pada semula

Laut terlihat bosan/jenuh dengan gelombngnya,
Matahari kembali menuai janjinya,
Begitu pula angin.

Entahlah !
Jika pun demikian,
Aku tak butuh cerita tentang laut, matahari dan angin.
Aku hanya butuh dermaga itu kembali seperti semula
Lalu, aku kembali berlabu.


Tentang Album Lama || Zainudin Arsyad, 2019   dalam sajak liar 

0 Response to "Album Lama ||Puisi"