WARTAPINGGIRAN. /16/09/18. IPMA-NTT (Ikatan Pelajar dan Mahasiswa-Nusa Tenggara Timur) Bandung, menggelar Dialog Terbuka dan Silaturahim Akbar antar organ gerakan daerah yang dihadiri oleh IPMASI Sukabumi, ST3 Bandung, dan beberapa organisasi daerah lainnya. Pertemuan ini diagendakan dalam rangka menyematkan dua legend alumni IPMA-NTT, Sahabat Yakin Mashuri., M.Sos dan Sahabat Bahmid Magi.,M.Hum yang telah meraih gelar strata II (Pasca sarjana) tahun kelulusan 2018.
Dialog terbuka dengan tema “Sinergitas Gerakan dalam Bingkai IPMA-NTT Bandung sebagai Upaya Membangun Daerah” jika ditarik benang merahnya, akan kita temukan sebuah narasi besar tentang bagaimana pemuda/ mahasiswa NTT dalam usahanya memberikan kontribusi yang total demi mewujudkan peradaban daerah di NTT yang jaya. Itulah grand tema yang setidaknya kita petik dalam pertemuam itu.
Dalam dialog tersebut, “Bang Arif Olla” sebagai fasilitator memberikan pernyataan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di NTT saat ini masih mencapai angka 62,3% dari akumilasi peningkatan mutu pendidikan, ekonomi dan lain-lain. Angka tersebut dibawah dari standar ukuran minimal IPM nasional sehingga jika dibandingkan IPM provinsi NTT dengan yang lainnya maka NTT dalam urutan ke-3 dari urutan terakhir.
Selanjutnya uraian indeks pembangunan manusia itu bisa dilihat dari tingginya angka kemiskinan mencapai 1.jt.400 dari total 5.jt.300 penududuk di NTT. Ditambah lagi dengan pembangunan desa yang tidak terpusat pada desa-desa pinggiran, pengadaan anggaran belanja desa (ABD) yang kurang maksimal, para elit birokrat yang masih kuat dengan feodalistik sehingga Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme (KKN) masih marak terjadi, dan pengalokasian belanja kebutuhan desa yang tidak tepat sasaran akibat tidak surveif, ini membuat kemajuan daerah semakin mandek.
”Bang Ari” (Fasilitator) juga menyampaikan bahwa desa seharusnya menjadi tulang punggung kemajuan bangsa. Dan pembangunannya harus sesuai dengan asas musyawarah desa yang tertuang dalam Undang Undang Desa pasal 6 tahun 2014 sehingga pengadaan kebutuhan desa dan lain-lainnya itu benar-benar sesuai dengan apa yang diharapkan. Inilah yang melatar belakangi mengapa tidak ada alasan bagi kita sebagai pemuda daerah untuk lebih mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan diatas.
Dengan kondisi demikian, setidaknya ada dua jalur yang perlu ditempuh oleh kita selaku generasi muda daerah, jalur pertama, melakukan gerakan jalanan. Yaitu melakukan advokasi dan melakukan proses transaksi wacana terhadap kaum mustad'afiin (masyarakat pinggiran yang tertindas) untuk bagaimana menyadarkan dirinya akan pentingnya kemajuan daerah. Kedua, gerakan system. Yaitu bagaimana kita memberikan sumbangsih kebijakan melalui priogratif structural. Tambah “bang Ari”
Mari satukan kekuatan untuk daerah kita yang berkemajuan. Keluarlah dari uforia eksistensi personal yang tak memiki konten target, sehingga jika pun pulang ke daerah masing-masing, itu karena gagasan kita sedang dibutukan.
Ngopi bro _🙃
0 Response to "IPMA-NTT Bandung || Dialog Terbuka dan Silaturrahim Akbar bersama Alumni "
Post a Comment