Sebagaimana kita ketahui bahwa status mahasiswa adalah sebagai pembawa perubahan (Change), pengontrol kebijakan (control) dan penyeimbang perjalanan kebijakan namun melihat kondisi objek hari ini bahwa aktifitas mahasiswa tidak begitu bermuara pada fungsi mahasiswa yg sesungguhnya. Pada realitanya masih terdapat beberapa kelompok atau tipe mahasiswa yang yang saat ini mengganjal sehingga melahirkan ketidak harmonisan antar mahasiswa dalam kehidupan di kampus seperti tipe mahasiswa yang hedonis, apatis, akademis, organisatoris dan individualis sehingga dalam perjalanannya selalu saja ada cek-cokan yang berakhir pada satu sama lain tidak saling mendukung untuk melakukan sesuatu yang merupakan kepentingan bersama.
Mahasiswa adalah dewanya siswa maka hilangkanlah sifat kesiswaan. Pada akhirnya kita di takdirkan menjadi seorang mahasiswa adalah untuk mengungkap kesejahteraan, ketentraman dan atau kemaslahatan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Lewat ruang ini, ada satu prosa dari penulis yang bertujuan untuk membakar giroh semangat sebagai mahasiswa yang sesungguhnya dan berharap bahwa setelah membacakannya, harus ada sesuatu yang di kerjakan dan di pertanggung jawabkan sesuai dengan koridor kerja kemahasiswaan.
Sebelumnya terima kasih sudah mengunjungi blog saya.
Kritik dan saran dari pembaca selalu saya terima dan insyaallah akan saya jalankan.
SAJAK MAHASISWA
Tanah air indonesia jaya
Tanah air yang kaya raya
Kaya akan penghuninya
Kayak akan tanahnya yang luas dan subur
Kaya akan etalase gedung-gedung megahnya
Namun dibalik kejayaannya
Kau dilahirkan dan dibesarkan dengan ketidak tahuan
Matamu dibutakan oleh gedung-gedung megahnya
Dibutakan oleh gembur subur tanahnya
Hatimu dibutakan oleh kenyamanan itu
Ketahuilah
Gedung-gedung yang megah itu dibangun karena hasil tani rakyatmu
Gaji pejabat itu bisa dibayar karena hasil nelayan rakyatmu
Namun dibalik semua itu, mereka dengan tak tahu diri menginjak kepala rakyatmu
Itulah cara mereka berbalas jasa
Itulah cara mereka berbalas jasa
Ku ingatkan kau kawan
Sekolahmu,
Makan minummu,
Pakian barumu
Orangtua berkata sanggup membayarnya
Walau mendapat seperakpun harus bercucuran keringat dan air mata
Jaga pengorbanan orang tuamu kawan
Kau terlihat bangga dengan jabatan mahasiswamu
Dengan bangga kau berkata; aku belajar di perguruan tinggi agar nantinya menjadi pegawai kantor yang berdasi rapih
Dengan bangga kau berkata; aku belajar di perguruan tinggi demi berjabat tangan dengan pejabat dan akan mengisi kursi-kursi kantor yang kosong
Wahai dewa siswa
Hasil kerja orang tuamu sedang dirampas tikus-tikus berdasi itu
Bagaimana mungkin kau nyaman dengan belajarmu
Bagaimana mungkin kau nyaman dengan makan minummu
Bagaimana mungkin kau nyaman dengan tidurmu
Kau ini bagaimana
Orang tuamu sedang menangis perih dibelakang pundakmu kawan
Tak lama lagi kau kan disandang gelar sarjana
Lihatlah mereka yang sedang menangis kelaparan
Lihatlah mereka yang sedang menangis kehausan
Lihatlah mereka yang sedang menangis kehausan
Di terminal, anak bertubuh mungil menjual koran demi sesuap nasi
Disudut bangunan kuno, anak berambut pirang menjual buah dadanya demi baju baru
Lalu apa yang kau berikan dengan gelar sarjanamu?
Dengan gelarmu, kau mungkin bisa makan minim dengan kenyang
Tapi mereka yang lapar tetaplah lapar
Yang haus tetaplah haus
Cobalah pikirkan yang petani itu pikirkan ketika sedang menunggu hujan digubuk teduh tatkala satu tahun tak datang hujan
Coba rasakan yang petani itu rasakan ketika membajak sawah dibawah terik matahari di musim kemarau
Renungkanlah yang direnungkan nelayan ketika bermalam dilautan lepas
Ibu berkata
Sabarlah nak
Jangan nakal
Belajarlah yang benar
Kaulah kebanggaan ibu
Begitulah terus kata ibu
Wahai sang garda
Jangan terlena dengan kenyamanan kecilmu
Jangan terbuai arus hidup yang pasif
Jangan menjadi mahasiswa yang hanya sekedar nama
Pahami soal mahasiswa yang sesungguhnya
Dosenmu mengajarkan soal nasionalis
Mengajarkanmu soal patriotis
Tutup telingamu dan injak kemaluan mereka jika tak mengajarkanmu soal idealis
Wasiatku
Andaikan matamu telah terbuka
Hati tlah bisa merasa
Mari menangis bersamaku
Bersama mereka yang sedang menangis kelaparan
Bersama mereka yang sedang menangis kehausan
Barangkali dengan bersamamu, kita bisa melawan neokoloni itu
Kita bisa merebut jata makan orang-orang yang dirampasnya
Mari satukan kekuatan tuk melawan yang harus dilawan
Melawan dan mengusir tikus-tikus berdasi itu
Lalu kitalah yang menggantikannya duduk di kursi emas itu.
Zainudin Ali
Bandung 15-06-2016
2 Responses to "Sajak Mahasiswa"
Kren bro
maju
Post a Comment