.googlezet{margin:15px auto;text-align:center}

MAMA SARIAT LIBANA DAN INVESTASI RUMAH TENUN IKAT ALOR NTT BAGI GENERASI PENENUN

-- --

Mama Sariat Libana dan Rumah Tenun Ikat Gunung Mako Alor NTT  || Zainudin Ali Arsyad
Sekilas Sejarah: Potret kegiatan tenun-menenun masyarakat alor yang saat ini dibincangkan dibeberapa media lokal maupun nasional adalah  hasil peninggalan nenek moyang alor.
Pada sejarahnya, sarung tenun dengan sentuhan motif etnik ini digunakan sebagai simbol untuk mempersunting/ melamar perempuan, melepaskan anaknya untuk dibawa calon suami, dijadikan seperangkat maskawin pada pernikahan, denda kesalahan antara suami dan istri dalam urusan rumah tangga, membayar air susu ibu, membayar keringat suami dalam menghidupkan anak istri, dan kegiatan spiritual. Motif sarung tenun yang diberikan itu berbeda-beda dan disesuaikan dengan beberapa jenis kegiatan atau pekerjaan diatas. Hal tersebut memberikan arti bahwa sarung tenun dengan motif sentuhan etnik ini adalah sesuatu yang amat sakral.

Bagaimana tidak, Setiap motif kain/ sarung tenun melambangkan ciri khas 8 (delapan) suku adat yang sampai saat ini masih dipertahankan ditengah masyarakat alor umumnya masyarakat yang hidup dipesisir pantai dan khususnya masyarakat Umapura Alor NTT.
Suku-suku tersebut dianatara adalah Suku Uma kakang being dengan motif tenun Tenapi Matang Karri Motif Baololong, Suku Umakakang Kae dengan motif Tenapi Matang Being Motif Baololong, Suku Deng Wahi dengan Motif Tenapi Muko Tahakang, Suku Uma Tukang dengan motif Bul Ihing Motif Uho Puhung, Suku Uma Aring dengan motif Bao Lolong, Suku Leing Papa dengan motif Sinta Galla, Suku Wilu Walu Fo Lang dengan motifnnya masing-masing dan terakhir Suku Wilu Walu Klae Lang juga dengan motifnnya masing-masing. “Ujar Mama Sariat”


Rumah Tenun Ikat Gunung Mako Alor NTT yang dipelopori oleh mama Sariat Libana adalah wahana besar bagi ibu-ibu penenun dan generasi muda alor yang menggantungkan nasibnya pada usaha tenun. Wahana dalam arti memproduksi sarung tenun dengan berbagai macam motif dan menjadi tempat penitipan hasil tenun bagi masyarakat di sekeliling untuk dijual kepada pengunjung yang berdatangan.

Banyaknya motif yang dihasilkan oleh para pengrajin tangan di NTT, ada beberapa motif yang dapat menjadi pembeda bagi Rumah Tenun Ikat Alor yang dimiliki Mama Sariat dengan pengrajin tangan lain yakni adanya motif Ikan, Cumi-cumi, Rusa dan Naga serta satu pembeda yang tidak kalah penting yakni setiap sarung yang diproduksinya memiliki warna alami.

Dari  berbagai eksperimennya, Mama Sariat kini telah mengahasilkan setidaknya 201 pewarna alami untuk mewarnai kain tenun khas alor NTT. Dan dari 201 warna alami tersebut didapatkan melaui pengolahan daun-daunan, akar, getah tanaman dan biota laut seperti teripang dan rumput-rumput laut. Maka tidak heran, dipinggir rumah tenun ikat terdapat satu hektar tanah yang didalamnya terdapat tanaman kapas dan pepohonan lainnya sebagai tabungan yang nantinya diolah menjadi pewarna alami kain tenun.
Sayangnya dari 201 pewarna alami yang ditemukan mama sariat (dijuluki Guru Pewarna Alami di Provinsi NTT karena berulangkali melakukan pelatihan-pelatihan keliling) namun sampai saat ini belum diberi Hak Paten atau hak penemu warna alami oleh pemerintah setempat. Hal ini dikwatirkan adanya pengklaiman dari orang luar atas penemuannya tersebut.

Berkat kerja keras yang tidak mengenal lelah, Kini Kain tenun hasil produksi rumah tenum ikat alor tengah eksis ditingkat lokal (NTT), Nasional serta dimanca negara yang dibuktikan dengan kunjungan-kunjungan dari Belanda, jerman, Amerika, Inggris, Tokyo, Swis, Australia, Timur leste dan bebepara negara tetangga Indonesia lainnya untuk mencari kain tradisional dengan pewarna alami.

Saat ini mama sariat sedang melakukan pelebaran bisnis dengan membuka cabang Tenun Ikat di Kota Kupang dan Jakarta Pusat. Disamping itu, Mama Sariat juga membuka koperasi simpan pinjam non-bunga yang diperuntukkan kepada masyarakat alor yang sangat membutuhkan seperti tidak mampu membayar biaya rumah sakit, orangtua yang tidak mampu membiayai anaknya untuk sekolah dan kebutuhan-kebutuhan urgent lainnya.

Sarung Tenun peninggalan nenek moyang alor adalah suatu prestasi pengrajin tangan yang perlu dikembangkan oleh masyarakat alor kepada generasi muda dan tentunya pemerintah setempat juga harus memberikan support yang sebesar-besarnya, karena adanya sarung tenun yang dihiasi dengan motif-motif etnik ini selain sebagai alat untuk memperkenalkan kekayaan budaya, sarung tenun juga menjadi ladang investasi usaha yang besar bagi kita masyarakat Alor. “harap mama Sariat”












1 Response to "MAMA SARIAT LIBANA DAN INVESTASI RUMAH TENUN IKAT ALOR NTT BAGI GENERASI PENENUN"